Skotlandia (1680)
Abad 17 adalah bukan masa yang baik untuk menjadi penganut Protestan di Skotlandia. Pada masa itu, raja Britania Raya berusaha menyatukan Inggris dan Skotlandia di bawah satu kepemimpinan politik dan gereja-gereja yang dipimpin oleh raja dunia. Tetapi orang-orang Skotlandia tidak mau diperintah dengan begitu saja. Dan saat mereka bersatu untuk melawan kekuasaan Britania Raya, mereka bersama-sama membentuk Scottish Covenanters, sebuah kelompok Protestan yang bersumpah untuk mempertahankan ajaran Protestan sebagai satu-satunya agama di Skotlandia. Langkah awal kelompok kebebasan beragama ini dimulai tahun 1557, ketika orang-orang Skotlandia pengubah gereja bergabung untuk mendukung pergerakan Perubahan Protestan. Pada tahun 1638, orang-orang Skotlandia bergabung bersama dan menandatangani National Covenant, sebuah dokumen yang tidak mengakui pengertian Kekristenan menurut raja Britania Raya sebagai agama yang dikepalai oleh manusia, bukan oleh Tuhan.
Ketika Raja Charles I dari Inggris berusaha untuk memaksakan peraturan melalui uskup-uskupnya atas rakyat Skotlandia dan dia sendiri sebagai kepala atas gereja, orang-orang kelompok Covenant mulai melawan. Charles II, putra Raja Charles I, diminta untuk menghancurkan pemberontakan rakyat Skotlandia dan tahun dari 1679 sampai 1688 dikenal sebagai “masa pembunuhan”.
David Hackston menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam kehidupan yang tidak beragama. Tetapi akhirnya Hackston menjadi petobat Kristen yang taat. Ia adalah salah seorang pejuang yang paling berani bagi kelompok Covenant. Pertempuran pertamanya adalah tanggal 1 Juni 1679 dan lalu, beberapa hari kemudian, pada Perang di Jembatan Bothwell. Di Jembatan Bothwell kelompok Covenant dikalahkan total. Setelah pertempuran, Hackston menuju ke tempat persembunyiaannya. Pemerintah Britania Raya menghargai kepalanya dan akhirnya pria Skotlandia yang teguh ini di tahan setelah perkelahian berdarah.
Di penjara Hackston menulis, “.. Tujuan Kristus seringkali dimiliki oleh sebagian kecil orang … Aku pikir aku tidak berniat tidak memercayai, tetapi ketika rasa takut menyerangku ada suara yang berkata kepadaku, Jangan takut .. Aku lemah, tetapi Kristus kuat … Jika karunia gratis Tuhan dimuliakan di dalamku, tidak pantaskah menyembah Dia”
Hukuman mati Hackston menyeramkan. Kedua tangannya dipotong dan ia ditarik ke puncak tiang gantungan dengan katrol dan dijatuhkan berkali-kali. Ia juga dipenggal.
Setelah proses hukuman mati selesai dijalankan seorang saksi mencatat bahwa “kasih karunia Tuhan dimuliakan di dalam David Hackston, oleh karena itu siapapun yang mengingat dia pasti juga mengingat Tuhan dan Juruselamatnya, Yesus Kristus.”
- elia stories care -
- elia stories care -